
Created by Wadilah callysta widya dhana, Warta Matura, Sinematura 2024.
Pada Kamis (28/03/2024), di Ruang Pertemuan SMAN 1 Kraksaan, digelar diskusi Rèsa arè yang mengangkat tema kontroversial, yakni tradisi Carok di Madura. Diskusi ini dilatarbelakangi oleh tayangan film pendek “Carok” (2022) karya Ivan Poetra yang memperlihatkan sisi gelap tradisi tarung nyawa tersebut.
Sebuah pernyataan dari salah satu siswa Matura yang turut hadir dalam diskusi tersebut menyoroti kekhawatiran akan dampak jangka panjang dari tradisi Carok jika diteruskan dalam skala aksi. Keprihatinan ini menjadi sorotan utama dalam diskusi yang berlangsung.
Tradisi Carok, yang merupakan cara tradisional penyelesaian konflik dengan kekerasan, masih bertahan di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Madura. Film “Carok” (2022) yang diputar dalam diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena tersebut.
“Saat ini carok banyak sekali disalah artikan oleh masyarakat, mereka menganggap keributan menggunakan senjata itu sebagai carok. Padahal dalam tradisi, carok sendiri merupakan penyelesaian terakhir dari banyaknya tahapan dalam menyelesaikan sebuah masalah.” Ujar bapak Adibillah, selaku pembina Sinematura.
Menurutnya, budaya yang kurang baik saat ini sudah dapat diminimalisir dengan adanya pendidikan.
Dalam suasana diskusi yang penuh kecemasan, warga Matura berharap dapat menemukan solusi bijak untuk menangani tradisi Carok tanpa mengorbankan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Diskusi ini menjadi awal langkah untuk menggali pemahaman lebih lanjut dan mencari solusi konkret dalam menghadapi fenomena yang masih mempengaruhi kehidupan masyarakat Madura.