
Festival kuliner pendalungan khas Kabupaten Probolinggo digelar hari Jumat (18/8) di SMAN 1 Kraksaan. Festival tersebut menjadi salah satu upaya mempertahankan budaya lokal di tengah arus modernisasi. Kegiatan yang mengusung kearifan lokal Kabupaten Probolinggo diselenggarakan untuk mengisi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.
”Total ada 30 jenis kuliner pendalungan Khas Kabupaten Probolinggo yang dipamerkan dalam festival kali ini,” jelas Ibu Puput Rika Saputri selaku penanggung jawab kegiatan. Saat ditemui di ruang guru SMAN 1 Kraksaan, guru pengajar Seni Budaya tersebut menyampaikan bahwa 30 makanan khas Kabupaten Probolinggo dipamerkan oleh masing-masing kelas.
Ibu Puput menjelaskan bahwa siswa dari masing-masing kelas bukan hanya sekedar memamerkan makanan khas Kabupaten Probolinggo. Mereka juga melakukan riset sederhana tentang sejarah dan filosofi kuliner yang dipamerkan. Stan pameran dilaksanakan di kelas masing-masing. Siswa menyiapkan satu porsi makanan untuk dipamerkan dan beberapa porsi untuk dijadikan sebagai tester.
Festival dimulai sejak pukul 07.00 WIB. Acara dibuka dengan pemotongan pita yang dilakukan oleh kepala SMAN 1 Kraksaan yaitu Bapak Bambang Sudiarto S.Pd., M.M.Pd. Seluruh siswa diajak untuk menyusuri setiap ruang kelas yang memamerkan berbagai kuliner pendalungan khas Kabupaten Probolinggo. Mereka juga dapat mencicipi makanan yang disajikan.

”Dulu saya tidak tahu jika ada makanan khas bernama nasi bu’uk,” kata Dimas siswa kelas XI Biosains 4 yang saat itu sedang mengunjungi stan nasi bu’uk. Dimas mengatakan bahwa ia sangat senang mengikuti kegiatan festival kuliner pendalungan khas Kabupaten Probolinggo. Menurutnya kegiatan tersebut dapat menumbuhkan kecintaan terhadap makanan di tanah kelahirannya, Probolinggo. Selain itu ia juga mengatakan bahwa festival tersebut memberikan pengetahuan baru tentang sejarah nasi karak serta filosofinya.
”Kuliner dipilih sebagai media pendekatan kepada generasi muda karena saat ini banyak yang tidak mengenal kuliner khas daerah asalnya,” jelas Bapak Ari Wibowo yang merupakan guru mata pelajaran Sejarah di SMAN 1 Kraksaan. Pembina organisasi siswa intra sekolah (OSIS) tersebut juga menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kebanggaan terhadap warisan leluhur. Manurut guru yang juga bertugas sebagai pembina ekstrakurikuler teater ini, riset sederhana yang dilakukan oleh siswa merupakan bentuk konservasi sekaligus revitalisasi terhadap kekayaan budaya di Kabupaten Probolinggo.
Selaras dengan Pak Ari. Bapak Bambang Sudiarto, S.Pd., M.M.Pd selaku Kepala SMAN 1 Kraksaan juga menyampaikan hal senada. Bagi kepala sekolah yang juga merupakan penulis buku berjudul ”Budaya Literasi SMAN 1 Kraksaan” tersebut menyatakan bahwa festival kuliner pendalungan khas Kabupaten Probolinggo memberikan ruang kepada siswa untuk meningkatkan literasi.
” Melakukan penelitian sederhana tentang sejarah dan filosofi makanan khas yang diangkat adalah bentuk literasi budaya yang harus terus ditingkatkan,” pungkasnya.
3 komentar
Endang Sulistyowati, Selasa, 5 Sep 2023
Merasa senang dan turut bangga atas terselenggaranya festival kuliner di SMAN 1 Kraksaan yg mampu mengajak siswa memahami potensi dan kearifan lokal daerahnya.
Keep spirit Matura …
Sigit Kuncoro, Selasa, 5 Sep 2023
Luar biasa…upaya menumbuhkan cinta budaya lokal melalui festival kuliner Pendalungan.Sangat menginspirasi guna penguatan karakter berkebinekaan global dan kreativitas peserta didik…Bravo SMAN 1 Kraksaan..Selamat..
Siti subaida, Selasa, 5 Sep 2023
Mantap layak dilestarikan 👍