Bukanlah menjadi perjalanan yang mudah. Yuniar Dwi Putri mampu mewujudkan mimpinya. Ia lolos dalam seleksi penerimaan beasiswa pendidikan ke luar negeri. Tethering hp dari sang guru menjadi penolong saat ia mengikuti seleksi via zoom meeting.
Yuniar Dwi Putri, menjadi satu-satunya penerima beasiswa Indonesia maju dari Kabupaten Probolinggo. Ia tercatat sebagai siswa SMAN 1 Kraksaan tahun pelajaran 2022-2023. Pengalamannya dalam mengikuti seleksi mencatat kisah yang kurang mengenakkan. Setelah lolos dalam seleksi administrasi, ia dinyatakan berhak mengikuti seleksi wawancara. Saat itu kondisi kesehatannya sedang tidak baik-baik saja.
”Saya menangis karena takut tidak bisa merespon pertanyaan yang diberikan oleh panitia seleksi,” kata gadis 19 tahun yang pernah meraih juara 1 dalam Insight Sinta Competition Bidang Geografi Tahun 2021. Ketika itu suhu badannya panas, batuk, pilek, dan mual. Bahkan satu jam sebelum wawancara dimulai, Yuniar sempat muntah. Hal ini membuat Pak Ziqi selaku guru BK dan Pak Juhari selaku guru Bahasa Inggris segera mengambil tindakan. Dua guru yang sejak awal mendampingi dalam proses seleksi tersebut mengambilkan obat untuk diminum. Beberapa menit sebelum wawancara dimulai, kondisi Yuniar perlahan membaik.
Proses seleksi yang ketat mengharuskan dalam tahap wawancara menggunakan 3 device kamera. Satu kamera dari komputer dan dua kamera dari sisi samping kanan dan kiri. Ruangan harus dalam keadaan steril. Tidak seorang pun diperkenankan masuk.
”Saya sempat bingung saat harus menambahkan dua kamera, hp saya hanya satu dan sedang tidak ada paketan,” jelas gadis asal Desa Karanggeger, Kecamatan Pajarakan yang pernah meraih medali perunggu dalam olimpiade kedokteran tingkat nasional dalam kompetisi Extra Academic Insight Youth Education Festival tahun 2022. Beruntungnya saat itu Pak Ziqi sang guru BK memberikan pinjaman HP untuk dipakai pada sisi kiri ruangan. Pak Juhari meminjamkan HP untuk dapat digunakan tethering terhadap HP Yuniar yang sedang tidak ada paketan. HP tersebut untuk diletakkan di sisi kanan ruangan. Durasi wawancara yang berlangsung selama kurang lebih satu jam dapat dijalani oleh Yuniar dengan baik. Ia lolos sebagai penerima Beasiswa Indonesia Maju tahun 2022. Total pendaftar 3000 siswa dan dipilih 350 penerima beasiswa yang berasal dari seluruh pelosok tanah air. Yuniar adalah satu dari 350 penerima beasiswa tersebut. Setelah dinyatakan lolos, tiba saatnya ia mendaftarkan diri ke universitas yang ada di luar negeri. Dengan nilai sumatif akhir tahun.