Created by Diva Triwahyuningsih, Jurnalistik Sinematura.
Probolinggo – Guru dan siswa SMAN 1 Kraksaan memastikan terjadinya pembakaran lahan di area Perumahan Sidomukti Recidence, Sidomukti, Kec. Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur pada Rabu (18/10). Kami telah berusaha untuk menemui pengelola perumahan untuk mencari tau pelaku pembakaran lahan tersebut, namun hasilnya nihil. Kami hanya bertemu dengan Security perumahan yang dikelola Oleh PT. Berkah Abadi Indradi tersebut, yang menerangkan “kita tidak pernah membakar lahanan, kemungkinan tukang bangunan itu yang membakar”
Hal tersebut disangkal oleh Pak Yani, seorang tukang bangunan yang bekerja di perumahan tersebut “tadi itu ada dua orang yang ngare` (mencari rumput) dengan menggunakan becak motor, kemudian tidak sengaja membakar lahan disini. mungkin, habis rokoan paling” Ujar Pak Yani.
“Kebakaran ini bukanlah yang pertama kalinya, sekitar dua bulan yang lalu juga ada yang ngebakar” Sambung pak Yani yang kami temui ketika sedang istirahat.
Kejadian ini diatur dalam Pasal 188 Kitab Undang – undang Hukum Pidana (KUHP) yang berbunyi: “ barang siapa karena kesalahan (kealpaan) menyebabkan kebakaran, ledakan atau banjir, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, jika karena perbuatan itu timbul bahaya umum bagi barang, jika karena perbuatan itu timbul bahaya bagi nyawa orang lain, atau jika karena perbuatan itu mengakibatkan orang mati.”
Pelaku diduga membakar lahan sejak pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB. Siang harinya, angin semakin kencang yang menyebabkan api merambat serta menimbulkan asap yang tidak sedikit. “Banyak orang-orang yang ke saya, ngeluh kok asapnya banyak sekali. Dikira saya yang membakar” Pak Yani menambahkan. Asap dari kebakaran lahan ini juga memasuki area sekolah SMAN 1 Kraksaan dan mendapatkan respon yang kurang baik dari warga sekolah.
Seorang siswa SMAN 1 Kraksaan Kelas X-G, Gabriel juga mengeluhkan keberadaan asap yang masuk ke kelasnya karena dia merasa terganggu, matanya perih dan merasa ingin batuk. Ditambahkan oleh Pak Adib yang mengajar di kelas Gabriel “Asapnya masuk, menggangu Kegiatan Belajar Mengajar di kelas.”
Tentunya asap akibat pembakaran lahan ini juga berdampak pada kebersihan udara dan Kesehatan masyarakat sekitar. Selaras dengan yang disampaikan oleh Septianingrum (2018) dalam risetnya yang menjelaskan, tidak sedikit masyarakat yang menderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) maupun penyakit lainnya yang diakibatkan tingginya indeks nilai polusi udara yang diakibatkan oleh pembakaran lahan. Selain penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) polusi udara akibat pembakaran lahan juga dapat menyebabkan rusaknya kualitas air di wilayah tersebut, sehingga air menjadi kurang layak untuk diminum.