
Created by WARTA MATURA
Kamis (13/03/2025), RÈSA ARÈ kembali digelar di SMAN 1 Kraksaan dengan diskusi yang tak kalah menarik dari pertemuan sebelumnya. Mengusung tema “Puasa Tapi Begadang! Sehat Gak Tuh?”, forum literasi ini menghadirkan Ibu Nining Jumariyati, S.Si., S.Pd. sebagai pemantik diskusi dan dipandu oleh moderator Dwi Ratna Aprilian.
Seiring dengan semakin maraknya kebiasaan begadang di kalangan remaja, terutama saat bulan Ramadan, diskusi ini berupaya membahas dampaknya bagi kesehatan. Ibu Nining membuka sesi dengan mengingatkan peserta bahwa puasa memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Ia menjelaskan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi waktu bagi tubuh untuk melakukan berbagai proses perbaikan.
“Saat kita berpuasa, tubuh akan lebih mudah mengontrol berat badan karena asupan makanan lebih teratur. Selain itu, organ pencernaan juga mendapatkan waktu istirahat setelah sepanjang tahun terus bekerja mencerna makanan yang kita konsumsi,” ujarnya.
Tak hanya itu, puasa juga berperan dalam proses detoksifikasi, membantu tubuh membuang zat-zat beracun yang menumpuk, serta mengaktifkan autophagy, yaitu proses alami regenerasi sel yang membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Namun, manfaat tersebut bisa berkurang jika seseorang tetap begadang selama bulan puasa. Begadang memiliki dampak negatif yang tidak bisa dianggap remeh. “Begadang bisa membuat kita kelelahan dan sulit berkonsentrasi keesokan harinya. Pagi hari yang seharusnya diisi dengan aktivitas produktif malah terasa berat karena tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup,” jelas Ibu Nining Jumariyati, S.Si., S.Pd.
Selain itu, begadang juga dapat mengganggu regenerasi sel tubuh, meningkatkan risiko obesitas, serta memicu berbagai penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa menurunkan sistem imun, menyebabkan stres berlebih, mempercepat penuaan kulit, hingga meningkatkan risiko penyakit serius seperti kanker, stroke, dan serangan jantung.“Stroke dan serangan jantung adalah dampak paling mematikan dari kebiasaan begadang,” tambahnya.
Dalam sesi diskusi, peserta berbagi pengalaman mengenai alasan mereka sering begadang, mulai dari bermain HP, mengerjakan tugas sekolah, hingga sulit tidur meskipun sudah mencoba tidur lebih awal. Menanggapi hal ini, Ibu Nining menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama sulit tidur adalah kebiasaan menggunakan HP di malam hari. “Cahaya dari layar HP bisa menghambat produksi hormon melatonin, yang bertugas membantu kita tidur nyenyak. Akibatnya, meskipun tubuh sudah lelah, otak tetap aktif dan sulit untuk terlelap,” paparnya.
Sebagai solusi, Ibu Nining menyarankan agar peserta mulai menerapkan pola tidur yang lebih sehat, terutama selama bulan Ramadan. “Idealnya, kita tidur pukul sembilan malam dan bangun pukul empat pagi untuk sahur. Setelah sahur, sebaiknya tidak tidur lagi, melainkan mengisi waktu dengan aktivitas bermanfaat seperti mengaji atau berolahraga ringan,” sarannya.
Sebelum mengakhiri diskusi, Ibu Nining kembali menekankan pentingnya menjaga pola tidur agar tubuh tetap sehat selama berpuasa.“Jangan biarkan kebiasaan begadang mengurangi manfaat puasa yang sudah kita jalani. Jaga waktu istirahat, kelola waktu dengan baik, dan prioritaskan kesehatan,” pesannya.
Acara kemudian ditutup oleh moderator Dwi Ratna Aprilian dengan harapan bahwa diskusi ini bisa menjadi pengingat bagi peserta untuk lebih peduli terhadap kesehatan mereka, terutama selama Ramadan. Dengan suasana diskusi yang santai namun penuh wawasan, RÈSA ARÈ kembali menjadi ajang yang bermakna untuk menemani waktu menunggu berbuka puasa. (Qomariya Agustin)